1. ADA APA DENGAN DONGENG
Dongeng atau bisa di sebut
juga cerita atau kisah memiliki suatu keistimewaan yaitu bisa dibawakan oleh
semua orang, dengan syarat bisa berbicara. Tanpa kita sadari kita sering
bercerita kepada teman teman tentang kisah kita, atau tentang kisah orang lain.
Ini membuktikan bahwa pada dasarnya semua kita bisa bercerita atau berkisah.
Yang jadi permasalahannya adalah kapan kita menempatkan suatu cerita yang akan
kita berikan pada tempat dan waktu yang tepat.
Sebenarnya antara dongeng
dan cerita/kisah memiliki cakupan tersendiri. Dongeng lebih bersifat fiktif
sedangkan cerita/kisah lebih bersifat non fiksi. Namun banyak kalangan yang
menyamakan dalam hal praktek. Untuk memudahkan pembahasan dalam buku ini, maka
akan digunakan kata dongeng untuk semua jenis cerita, baik fiksi maupun non
fiksi.
Dongeng adalah sesuatu
yang sangat mendunia, banyak Negara yang menggunakan dongeng untuk mengenalkan
sejarah Negara, perjuangan para pahlawan mereka dan kisah kisah tentang
kepahlawanan lainnya. Banyak orang yang menggunakan dongeng untuk menanamkan
semangat kepada anak-anak mereka agar mereka memiliki jiwa yang kuat.
Inggris misalnya, mereka
memiliki dongeng tentang raja-raja mereka terdahulu dan kisah kepahlwanannya.
Disadari atau tidak
dongeng memiliki daya tarik yang amat tinggi sehingga mampu merasuk kedalam
sanubari pendengarnya dan bisa mengaplikasikannya dalam kehidupan
kesehariannya.
2.
Dongeng sebagai metode pendidikan
Dongeng sebagai media komunikasi universal yang sangat
berpengaruh pada jiwa manusia. Banyak orang yang terpengaruh oleh orang lain
karena cerita ceritanya yang menarik. Karena itu dunia pendidikan memerlukan
dongeng sebagai sebuah metode panyampaian materi kepada siswa siswanya.
Rasulullah juga sering memberikan pelajaran kepada para
sahabat beliau dengan cara berkisah tentang kehidupan dan kejadian-kejadian di
masa lalu. Metode yang demikian itu dianggap akan lebih membekas dalam jiwa
orang-orang yang mendengarkannya, serta lebih menarik
perhatian(konsentrasi)mereka.
Metode dongeng dimaksudkan untuk memberi pengetahuan dan
perasaan keagamaan kepada siswa. Al Quran dan Hadits Nabi Saw. Lebih banyak
meredaksikan kisah malaikat, para nabi, umat terkemuka pada zaman dahulu, dan
sebagainya. Didalam kisah itu tersimpan nilai-nilai pedagogis-religius
memungkinkan siswa mampu merasapinya melalui nalar intelek dan nalar
religiusnya. Siswa diberikan kebebasan untuk menafsirkan dan
menginterpretasikan nilai-nilai yang terkandung di dalam kisah-kisah tersebut.
Guru yang pandai bercerita cenderung lebih disukai oleh
para siswanya. Dengan bercerita guru bisa lebih dekat dengan siswa, kedekatan
inilah yang akan menjadikan siswa lebih akrab dengan guru. siswa akan merasa
selalu gembira jika ada bersama guru itu dan ia akan selalu dirindukan oleh
siswa-siswanya.
Kedudukan strategis cerita dalam dunia pendidikan,
termasuk menurut sudut pandang Al Quran, telah tergambar amat jelas. Cerita
memang banyak sekali manfaatnya bagi siswa. Paling tidak cerita memiliki
beberapa fungsi penting antara lain:
a. Sebagai sarana kontak batin antara pendidik dengan anak didik
b. Sebagai media untuk menyampaika pesan-pesan moral atau nilai-nilai ajaran tertentu
c. Sebagai metode untuk memberikan bekal kepada anak didik agar mampu
melakukan proses identifikasi diri maupun identifikasi perbuatan(akhlak)
d. Sebagai sarana pendidikan emosi(perasaan anak didik)
e. Sebagai sarana pendidikan fantasi/imajinasi/kreativitas anak didik
f.
Sebagai sarana pendidikan
bahasa bagi anak didik
g. Sebagai sarana pendidikan daya pikir bagi anak didik
h. Sebagai sarana hiburan dan pencegah kejenuhan.
Sebagai seorang guru, maka sudah selayaknya diperkaya
oleh keterampilan berkisah atau bercerita, karena tidak dapat dipungkiri, bahwa
banyak pelajaran yang lebih mudah dicerna dengan sebuah cerita. Allah
menggunakan cerita dan kisah untuk mendidik manusia menuju ketaqwaan. Hal ini
bisa dilihat di dalam Al Quran, ayat yang berisi cerita /kisah ada sekitar 100
ayat. Jadi begitu pentingnya cerita sebagai metode untuk membentuk karakter
manusia menuju ketaqwaan.
Manusia tidak terkecuali para siswa, sangat menyukai
dongeng, dalam ragam bentuknya, baik berupa cerpen, novel, film, teater dan
lain sebagainya. Guru yang memiliki keahlian dalam hal ini dapat memberikan pelajaran
dengan sentuhan dongeng/cerita untuk kemudian dibuat kesimpulan dan hikmahnya.
Kegiatan seperti ini dikenal dengan story telling. siswa mendengarkan
cerita yang dibaca dan disampaikan guru, lalu para siswa menyimak dan
menuliskan kembali isi cerita beserta tokoh yang ada dalam cerita tersebut.
3.
Ceritakan dongeng/kisah yang baik
Dongeng merupakan sebuah
metode yang sangat membekas dalam ingatan anak-anak. Bahkan bisa mempengaruhi
tingkah laku mereka dalam kehidupan keseharian. Oleh sebab itu bawakanlah
dongeng yang bisa menimbulkan efek positif pada jiwa anak.
Dongeng yang baik adalah
dongeng yang memiliki nilai pendidikan, baik pendidikan jasmani maupun rohani.
Misalnya dongeng yang mengutamakan tentang akhlak kepada sesama, akhlak kepada
Allah dan lain sebagainya. Sehingga pesan pesan moral yang terdapat dalam
dongeng tersebut bisa tersampaikan dan juga membekas dalam kehidupan
kesehariannya.
Ciri-ciri dongeng yang
baik diantaranya:
a. Memiliki alur yang jelas
b. Memiliki nilai-nilai
positif
c. Mengajarkan tentang
kebaikan
d. Bahasa yang baik dan mudah
dimengerti
Hindarilah dongeng yang
mengandung hal-hal yang negative, misalnya:
a. Pornografi
b. Sadisme
c. Kurofat
d. Tahayul
e. Horor
f.
Fiksi sejarah
Hal ini dimaksudkan agar
anak-anak tidak terpengaruh oleh isi cerita tersebut. Kisah-kisah tentang
sesuatu yang negative cenderung lebih mudah di ingat dari pada sesuatu yang
positif, begitu pula dengan bahasa yang digunakan, bahasa yang kasar menjurus
jorok lebih sering diingat dan dipraktekan oleh pendengar(anak-anak). Oleh sebab
kita wajib menghindari hal itu.
4.
Jenis-jenis dongeng/kisah
Dilihat dari jenisnya
dongeng bisa diklasifikasikan menjadi beberapa. Diantaranya:
a. Berdasarkan nyata dan
tidaknya kisah yang akan dibawakan.
Dalam hal ini dongeng tergolong menjadi dongeng fiksi (tidak nyata) dan
non fiksi(nyata). Dongeng fiksi adalah dongeng yang sisi kisahnya tidak pernah
terjadi dalam kehidupan. Tetapi isi ceritanya biasanya menggambarkan tentang
kehidupan keseharian. Walaupun tergolong pada cerita rekaan, jenis cerita ini
baik untuk disampaikan pada anak-anak selama cerita ini mengandung pesan moral
yang tinggi. Dongeng fiksi juga tergolong menjadi dua yaitu fiksi ilmiah dan
fiksi biasa. Fiksi fiksi ilmiah ini biasanya menceritakan tentang kehidupan
yang akan datang dengan berbagi macam teknologinya.
Dongeng non fiksi adalah dongeng yang isi ceritanya benar-benar telah
terjadi di masa lalu. Misalnya tarikh/sejarah Nabi-Nabi dan para sahabat atau para pahlwan
perjuangan.
b. Berdasarkan ketokohannya
Kita sering mendengar atau mungkin membaca buku cerita yang tokohnya
bermacam-macam, ada manusia, binatang dan lain sebaginya. Nah berdasarkan hal
tersebut, dongeng dibagi menjadi beberapa macam:
1. Dongeng fabel: dongeng
fable adalah dongeng yang tokohnya semua adalah binatang, baik tokoh utama
ataupun pembantu semuanya binatangatau bisa disebut dunia binatang. Biasanya
dalam cerita ini semua binatang berkumpul dalam sebuah perkampungan hewan yang
terdiri dari berjenis-jenis hewan dengan segala permaslaahannya.
2. Dongeng dunia manusia:
jika fabel kesemuanya biantang, maka di dongeng dunia manusia, semua tokoh
dalam cerita ini adalah manusia. Mereka yang memiliki cerita. Kalaupun terdapat
binatang di dalamnya, binatang tersebut tidak masuk kedalam ketokohan, dia hanya
sebagai pelengkap. Misalnya Ari seorang anak gembala, maka binatang yang ada
didalamnya hanya sebagai gembalaan Ari, layaknya seperti dalam kehidupan nyata.
3. Dongeng dunia benda mati:
seperti namanya, semua tokoh dalam dongeng ini adalah benda-benda mati.
Misalnya kisah sepatu dan sandal, persahabatan antara buku dan pena, dan lain
sebagainya. Dalam cerita ini mereka semua bisa saling berinteraksi satu sama
lainnya.
4. Dongeng kombinasi: dongeng
jenis ini mengkombinasikan antara binatang dengan manusia, atau kesemua jenis
di atas. Mereka semua saling berinteraksi dan saling mempengaruhi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar