Rabu, 14 Agustus 2013

manfaat metode pengajaran




Kita mengetahui bahwa pengajaran merupakan suatu sistem. Ini berarti bahwa pengajaran dipandang sebagai suatu kerja sama secara simultan berbagai unsur atau komponen pengajaran yaitu : bahan pengajaran, metode penyajian, alat-alat bantu pengajaran, serta penilaian, yang secara teratur diarahkan untuk mencapai tujuan pengajaran yang telah ditetapkan.
Sistem ini sendiri berarti suatu kerjasama antara beberapa unsur atau komponen yang secara terorganisir diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu.
Dalam pada itu komponen guru, murid, prasarana, dan sarana adalah sangat penting. Mereka saling berinteraksi karena ada saling berkepentingan. Kepentingan itu adalah tujuan pengajaran, yang hendak dicapai oleh murid dengan bimbingan guru. Proses belajar mengajar saling berpadu arah karena sasaran yang sama. Proses interaksi ini hanya mungkin tercipta jika disadari bahwa semua komponen pengajaran terlibat di dalamnya, termasuk di dalamnya cara penyajian, bahan pelajaran. Cara penyajian itu biasa di sebut metodologi mengajar. 
Pendidikan adalah sesuatu yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Dengan pendidikan manusia dapat hidup layak, dengan pendidikan pulalah manusia dapat bersaing dengan derasnya persaingan global. Untuk mendapatkan suatu pendidikan yang berkualitas, dituntut adanya pendidik yang memahami bagaimana cara mendidik dengan baik, agar apa yang yang ia sampaikan dapat ditangkap dan dicerna oleh peserta didiknya.
Keahlian seorang pendidik dalam menyampaikan suatu materi pelajaran kepada anak didiknya akan mempengaruhi hasil pembelajarannya. Oleh sebab itulah di tengah keheterogenan bangsa Indonesia, dengan berbagai macam corak, watak dan budaya masing-masing manusia, sangat diharapkan sekali bahwa seorang pendidik harus memiliki berbagai macam metode untuk menghadapinya, agar apa yang dihasilkan nantinya dapat sesuai dengan apa yang diharapkan.
Dalam makalah ini, pemakalah akan mencoba mengulas tentang Metode pembelajaran dan manfaat mempelajarinya bagi kita semua, khususnya bagi para pendidik.



A.     Pengertian Metode
Metode merupakan cara utama yang dipergunakan untuk mencapai suatu tujuan[1]. Misalnya untuk menguji serangkaian hopotesa, dengan mempergunakan tekhnik serta alat-alat tertentu.
Secara etimologi, metode dalam bahasa arab, dikenal dengan istilah Thariqoh yang berarti langkah-langkah strategis yang disiapkan untuk melakukan suatu pekerjaan[2]. Bila dihubungkan dengan pendidikan maka metode itu harus diwujudkan dalam proses pendidikan, dalam rangka mengembangkan sikap mental dan kepribadian agar peserta didik menerima pelajaran dengan mudah, efektif dan dapat dicerna dengan baik.
Metode mengajar dapat diartikan sebagai cara yang dipergunakan oleh guru dalam membelajarkan peserta didik saat berlangsungnya proses pembelajaran.
Metodologiberarti suatu ilmu yang dibicarakan tentang jalan atau cara yang harus dilalui untuk mencapai tujuan tertentu. Pendidikan Agama yaitu pendidikan melalui agama-agama.
Sedangkan secara terminologi menurut Hasan langgulung, metode adalah cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai tujuan pendidikan[3].
Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa metode adalah seperangkat cara, jalan dan tekhnik yang digunakan oleh pendidik dalam proses pembelajaran agar peserta didik dapat mencapai tujuan pembelajaran atau menguasai kompetensi tertentu yang dirumuskan dalam silabi mata pelajaran.
Dalam pandangan filosofis, metode adalah suatu alat untuk mencapai suatu tujuan pendidikan.
Dalam penerapannya, metode pendidikan islam banyak menyangkut permasalahan individual, atau sosial peserta didik atau bahkan pendidik itru sendiri. Sehingga dalam penggunaannya seorang pendidik harus memperhatikan dasar-dasar umum metode pendidkan islam. Dasar dasar itu meliputi dasar Agamis, dasar Biologis, dasar psikologis dan dasar sosiologis.

B. Manfaat mempelajari Metode Pembelajaran PAI
   Setelah kita mengetahui apa itu metode, tentu kita harus tahu juga apa manfaatnya mempelajari metode pembelajaran. Tetapi sebelumnya disini akan diulas terlebih dahulu manfaat dari metode. Kita semua tahu bahwa untuk mencapai suatu hasil yang maksimal dituntut adanya suatu cara yang efektif bagaimana agar hal tersebut dapat terwujud.
Menghadapi watak dan kemampuan manusia Indonesia yang beragam dibutuhkan suatu perangkat bagaimana agar kita mampu menghadapinya dengan maksimal. Metode untuk menghadapi permasalahan ini sangat mutlak diperlukan. Oleh sebab itu metode bisa meyelesaikan suatu permasalahan yang kita hadapi.
Manfaat lain dari adanya metode adalah kita dapat menyampaikan apa yang ingin kita sampaikan dengan baik, karena untuk menyampaikan sesuatu kepada orang lain itu bukanlah suatu yang dapat kita anggap sepele, apa lagi yang kita hadapi adalah manusia-manusia yang heterogen.
Penggunaan metode inipun memiliki beberapa aspek, langgulung berpendapat, bahwasanya paling tidak ada tiga aspek yang mendasari penggunaan metode[4], diantaranya:
1.                         Sifat-sifat dan kepentingan yang berkenaan dengan tujuan utama pendidikan islam yaitu pembinaan manusia mukmin yang mengaku sebagai hamba Allah.
2.                         Berkenaan dengan metode-metode yang betul-betul berlaku yang disebutkan dalam Al quran atau disimpulkan daripadanya.
3.                         Membicarakan tentang pergerakan dan disiplin dalam istilah Al Quran disebut ganjaran dan hukuman.
Dalam pendidikan yang diterapkan di barat, metode pendidikan hampir sepenuhnya tergantung kepada kepentingan peserta didik, para guru hanya bertindak sebagai motivator, stimulator, fasilitator, ataupun hanya sebagai instruktur. Hal ini menjadikan anak didik sebagai pusat dimana sang anak akan lebih bisa mengembangkan kreatifitasnya. Tentu hal ini sangat menghormatri kebebasan individu dalam mengembangkan dirinya. Sehingga guru hanya berfungsi sebagai perangsang.
Metode pendidikan islam sangat mengormati kebebasan individu, selama kebebasan itu sejalan dengan fitrahnya. Guru harus terus mengontrol apa yang dilakukan oleh peserta didik sehingga kebebasan yang dimiliki akan tetap terkontrol dan peserta didik tidak kebablasan kepada jalan yang salah.
Upaya guru untuk memilih metode yang tepat dalam mendidik peserta didiknya adalah dengan menyesuaikan metode dengan kondisi psikis peserta didiknya ia harus mengusahakan agar materi pelajaran yang diberikan kepada peserta didik mudah diterima. Dalam hal ini tidaklah cukup dengan mendidik bnersikap lemah lembut saja. Ia harus pula memikirkan metode-metode yang akan digunakannya, seperti juga memilih waktu yang tepat, materi yang cocok, pendekatan yang baik, efektifitas, penggunaan metode dan sebagainya. Untuk itulah guru dituntut untuk mempelajari berbagai metode yang digunakan dalam mengajarkan suatu mata pelajaran, seperti bercerita, mendemonstarsikan, mencobakan, memecahkan masalah, mendiskusikan yang digunakan oleh ahli pendidikan islam dari zaman dahulu hingga sekarang.

Adapun manfaat mempelajari metode pembelajaran adalah :

1.       Guru dapat menyajikan bahan pelajaran dengan baik dan dapat diterima murid dengan baik.
Sebagaimana mana telah diutarakan di awal tadi, bahwa Bangsa Indonesia ini adalah bangsa yang heterogen, sehingga sangat tidak cukup bila hanya dikembangkan satu metode dalam pengajaran. Karena hal ini tentu akan menimbulkan konflik pada diri setiap anak didik yang merasa hal itu tidak sesuai dengan dirinya. Sehingga apa yang disampaikan oleh guru tidak mampu dicerna dengan baik. Tentu hal ini akan berbeda kejadiannya bila sang guru menguasai berbagaimacam metode dan menerapkannya langsung kepada anak didiknya.


2.       Guru dapat mengetahui lebih dari satu metode pembelajaran.
Dengan mempelajari berbagai metode pembelajaran, tentu guru tidak akan buta terhadap metode. Ia akan terus mengembangkan metode tersebut untuk kemajuan pendidikan. Metode pembelajaran yang bertujuan untuk memudahkan anak didik mengerti akan pelajarannya amat banyak bentuknya , contoh seperti metode ceramah, metodelatihan, metode tanya jawab, metode diskusi, metode demontrasi dan masih banyak lagi metode yang dapat dilakukan. Kesemuanya itu diadakan agar apa yang disampaikan pendidik kepada peserta didik dapat dicerna dengan baik. 


3.       Guru akan lebih mudah mengendalikan kelas.
Dengan menguasai banyak metode, guru leluasa mengatur kelasnya untuk mengadakan suatu proses belajar, selain hal itu dapat menghemat tenaga guru, juga dapat mempercepat proses belajar mengajar. Dengan berbagai bentuk metode, guru akan lebih mudah mengontrol mana siswa yang aktif dan mana siswa yang pasif.

4.       Guru akan lebih kreatif dalam mengatur suasana kelas.
Semakin kaya dengan metode maka guru akan semakin kreatif dalam membuat suasana di dalam kelas. Guru yang kaya akan metode akan selalu menjadikan suasan menyenangkan bagi para peserta didiknya. Sehingga kegiatan belajar mengajar akan berjalan lancar.

5.       kreatifitas dalam menyalurkan ilmunya kepada anak didik akan lebih variatif.
Semakin banyak metode yang dikuasai oleh guru dalam menyampaikan mata pelajaran kepada anak didiknya, akan semakin mudah ia menyalurkan ilmunya. Walaupun ia menghadapi berbagai macam perbedaan yang dimiliki oleh masing-masing anak didik.

Dengan mempelajari metode pembelajaran ini sang guru akan lebih kreatif dalam menyampaikan pelajaran agama islam kepada anak didiknya. Adapun ciri orang orang kretaif itu adalah, orang-orang yang ingin mengetahui apa yang telah dijalankan dalam bidang kreatifitas akan menemui keaneka ragaman. Sebagian penyelidik cenderung mengkaji masalah kriteria dan ramalan yang dapat digunakan untuk mengenal orang-orang kreatif dan orang-orang yang memiliki kemampuan berfikir kreatif. Sebagian yang lain cenderung mengkaji aspek kognitif dari gejala ini dan mereka menghadapi masalah hubungan antara kecerdasan seperti yang diukur dengan ukuran-ukuran kecerdasan yang ada sekarang dengan kreatifitas seperti didapati melalui sejumlah ujian-ujian yang dapat mengukur sejumlah kemampuan intelektual yang tergolong ke dalam pikiran menerawang.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pemilihan metode belajar.
Untuk dapat menyajikan bahan pelajaran dengan baik sehingga dapat diterima dengan baik oleh peserta didik diperlukan cara penyajian yang sesuia dan tepat. Oleh sebab itu setiap guru yang ingfin mnetapkan atau mempergunakan sesuatu metode mengajar hendaknya memperhatikan faktor-faktor berikut.

1. faktor tujuan yang ingin dicapai.
            Tujuan merupakan atu diantara hal pokok yang harus diketahui dan disadari betul oleh seorang guru sebelum mulai mengajar. Guru tersebut harus dapat memberikan penafsiran yang tepat mengenai jenais dan fungsi tujuan yang akan dicapainya secara kongkrit.
            Tujuan yang diperlukan oleh guru secara praktis ialah perincian tujuan umum sampai pada taraf yang sedemikian sehingga menjadi satu rangkaian tujuan-tujuan khusus. Sifat tujuan khusus ini haruslah sedemikian rupa sehingga mencapai taraf yang dapat diukur atau dinilai.
            Agar tujuan dapat dicapai dengan baik maka pemilihan metode yang akan digunakan harus memperhatikan tujuan khusus tersebut, misalnya:
1.      agar siswa dapat menyebutkan tiga syarat sah sholat.
2.      agar siswa dapat mempraktekan sholat subuh yang benar.
Atas dasar kedua contoh tujuan diatas dapatlah ditentukan metode yang dianggap tepat atau sesuai dengan tujuan itu. Misalnya untuk mencapai tujuan nomor satu, dapat digunakan metode ceramah dan metode tanya jawab. Tetapi untuk mencapai tujuan nomor dua, nampaknya cara itu sudah tidak relefan lagi, disinilah guru dituntut untuk menuangkan kreatifitasnya yaitu dengan menggunakan metide demontrasi ataui metode latihan.

2. faktor murid.
            Dalam proses belajar mengjar, terjadi interaksi edukatif antara guru dengan murid. Interaksi edukatif dapat berlangsung dengan baik apabila gueru memperhatikan murid yang dihadapinya.
Dengan demikian guru akan memilih metode mengajar yang sesuai dengan kemampuan dan kematangan murid.

3. Faktor guru
            pada prinsipnya keberhasilan pencapaian tujuan banyak ditentukan oleh kemampuan seorang guru. Oleh karenya kecermatan seorang guru dalam menghayati tujuan belajar, kondiasi murid situasi dan fasilitas bahan dan pemahamannya tentang metode mengajar sangat diperlukan.
            Apabila seorang guru akan memilih atau menetapkan metode mengajar yang akan dipakai pada waktu mengajar, hendaklah ia memilih metode mengajar yang benar-benar dikuasainya atau hanya meniru-niru yang dipergunakan teman-temannya.

4. Faktor situasi yang berbeda.
             Bila seorang gurub akan memilih atau menetapkan metode mengajar yang akan digunakan, perlulah ia memperhatikan situasi. Guru perlu memperhatikan faktor lingkungan dimana kegiatan belajar-mengajar berlangsung, ia perlu memperhatikan kelelahan murid serta keadaan cuaca yang berbeda.
            Misalnya suatu kelas baru selesai melaksanakan kegiatan olahraga, tidaklah dapat digunakan metode ceramah, karena murid-murid dalam keadaan lelah dan hal ini akan mengakibatkan kejenuhan dan kantuk. Tetapi akan tepatlah bila digunakan metode tanya jawab atau demontrasi atau lain sebaginya.

5. Faktor fasilitas
             kegiatan belajar mengajar di kelas memerlukan sarana atau fasilitas yang mendukung kegiatan itu dalam rangka menciptakan tujuan.
            Fasilitas ini akan mempengaruhi guru dalam memilih atau menetapkan metode mengajar yang akan digunakan.
            Misalnya guru akan mengajar latihan sholat jumat dengan menggunakan metode parktek. Jika fasilitas ada seperti ruang praktek, sajadah, mimbar tersedia maka dapat dilaksanakan. Tetapi bila hal itu tidak ada tidak mungkin dapat digunakan metode praktek atau latihan. Guru dalam hal ini harus mampu menemukan cara yang tepat untuk menyampaikan materi itu, misalnya dengan metode ceramah.
            Jadi sebelum menetapkan atau memilih suatu metode mengajar terlebih dahulu perlu memperhatikan fasilitas yang tersedia.

Metode pengajaran merupakan ilmu bantu yang tidak dapat berdiri sendiri, tetapi berfuingsi membantu bidang-bidang lain dalam proses pengajaran. Metodologi bersifat netral dan umum, tidak diwarnai oleh sesuatu bidangpun, tetapi ia mengandung unsur inovatif, karena memberikan alternatif lain yang dapat digunakan di dalam kelas.
Lebih dari itu yang terpenting hendaknya metodologi digunakan atas dasar pertimbangan [5]:
1.      selalu berrorientasi pada tujuan.
2.      dipergunakan sebagai suatu kombinasi dari berbagai metode.
3.      keterampilan digunakan berganti-ganti dari satu metode ke metode lain.
Metode mengajar banyak sekali jenisnya karena metode ini dipengaruhi oleh banyak faktor yang telah disebutkan pada penjelasan diatas.  
 
 Kesimpulan
Untuk memberikan kemudahan kepada anak didik agar dapat menerima materi yang diberikan diperlukan adanya metode mengajar yang sesuai dengan situasi ditempat ia mengajar. Metode diperlukan karena untuk mempermudah guru menyampaikan materi kepada anak didik dan agar tercipta yang kondusif.
Dengan mempelajari metode pengajaran guru akan lebih kreatif dalam mengembangkan ilmunya dan menyampaikannya kepada anak didik. Suatu kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan m,etode yang kurang tepat akan menimbulkn konflik dalam diri siswa maupun guru, karena terjadi ketidak sesuaian diantara keduanya.
Untuk mengatasi hal itu maka wajib bagi seorang guru mempelajari berbagai macam metode dalam menyampaikan ilmunya kepada anak didik. Agar tidak terjadi suasana yang vakum.
Penggunaan metode yang tepat selain akan mengefisiensi waktu, juga akan mengefisienkan energi guru. Karena ia akan dengan mudah menyampaikan suatu materi yang mudah dimengerti.


 

DAFTAR PUSTAKA


Departemen agama RI. Petunjuk Pelaksanaan Tugas Guru Agama pada SMTP. Jakarta : 1984.

Hasan langgulung. Kreatiovitas dan pendidikan Islam. Jakarta : Pustaka Al Husna. 1991.

H. Ramayulis. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta : Kalam Mulia. 2006

Winarrno Surakhmad. Pengantar Penelitian Ilmiah. Bandung: Tarsito . 1998


[1]               Prof.Dr. Winarno Surkhmad. Pengantar Penelitian Ilmiah. (Bandung: Tarsito. Cet.8,1998).hal 131.
[2]               Prof. DR. Ramayulis. Ilmu Pendidikan Islam.( Jakarta: Kalam Mulia, cet 5,2006). Hal.184.
[3]               ibid
[4]               ibid.hal 190
[5]               Departemen Agama RI. Petunjuk Pelaksanaan Tugas Guru Agama Pada SMTP.jakarta : 1984.

penyimpangan seksual



            Kebutuhan manusia akan sesuatu adalah suatu hal yang wajar karena setiap manusia mempunyai kebutuhan individual masing-masing. Seks merupakan kebutuhan seks sebagai salah satu kebutuhan yang timbul dari dorongan mempertahankan jenis. Sigmeund freud menganggap kebutuhan ini sebagai kebutuhan yang vital pada manusia.terutama pada masa remaja kebutuhan ini demikian menonjolnya sehingga sering mendatangkan pengaruh-pengaruh negatif. Tidak terpenuhinya kebutuhan seks ini akan menimbulkan gangguan-gangguan kejiwaan dalam bentuk perilaku seksual yang menyimpang.
            Gangguan kejiwaan ini dapat ditimbulkan oleh berbagai macam hal, diantaranya adalah lingkungan. Lingkungan merupakan salah satu faktor yang sangat mempengaruhi terjadinya penyimpangan seksual. Bisa pengaruh dari teman, pengalaman pribadi yang buruk dan lain sebagainya. Sehingga sering kita mendengar orang-orang yang melakukan kebiasaan seks menyimpang karena ia merasa dendam pada seseorang yang telah melakukan hal yang sama pada dirinya, sehingga ia melampiaskannya kepada orang lain.
            Selanjutnya kelainan seksual ini dapat menyebabkan orang memuaskan nafsu seksualnya dengan menggunakan objek lain.
            Di usia perkembangan remaja memang dorongan seksual nampak begitu domianan , atau setidak-tidaknya secara psikologis memiliki dampaka terhadap nilai-nilai keagamaan. Maksudnya dorongan seks tak jarang turut mempengaruhi munculnya sikap dan perilaku menyimpang, hingga para remaja tidak merasa salah atau berdosa melakukan kegiatan-kegiatan yang melanggar norma-norma agama.
            Berikut ini kami akan menguraikan beberapa perilakau menyimpang mengenai seks yang meliputi: homoseks, lesbian, dan masturbasi(onani).





1. Homo seksual (Al- Liwaat) dan Lesbian ( As-sahaaq)
a. Pengertian
            Secara bahasa homoseksual berasal dari kata homo yamg berarti sama, yang diambil dari bahasa inggris “homosexual” yang berati sifat laki-laki yang senang berhubungan seks dengan sesamanya. Jadi homo seksual adalah kebiasaan seorang laki-laki melampiaskan nafsu seksualnya pada sesamanya.
            Sedangkan lesbian, adalah sifat perempuan yang senang berhubungan seks dengan sesamanya pula.  
            Hal ini bukanlah sesuatu yang asing bagi manusia, karena hal ini memang sudah terjadi sejak lama sekali. Kita mungkin pernah mendengar kisah umatnya Nabi Luth, yang mempunyai sifat-sifat yang terkenal dengan sebutan homoseksual. Mereka tidak mau mengawini perempuan karena memang mereka tidak teratarik sama sekali oleh kaum perempuan, mereka cenderung menyukai sesama jenis mereka untuk melampiaskan nafsunya. Kisah tentang umat (kaum) nabi Luth ini diabadikan dalam Alquran oleh Allah SWT. Dalam surat Asyu’ra ayat 165-166:

b. Hukum Homo dan Lesbi
            Praktek homoseksual dan lesbian secara tegas islam mengharamkannya, karena termasuk perbuatan zina. Maka dalam hal ini terdapat beberapa pendapat ulama hukum islam tentang sangsi yang harus di berikan kepada pelakunya, antara lain dikemukakan oleh zainudin bin abdil aziz al malibaary yang mengatakan:
“ al baghawiyyu berkata:ahli ilmu hukm islam berbeda pendapat dalam masalah ganjaran hukum praktek homoseksual. Maka ada sekelompok ulama hukum islam yang menetapkan bahwa pelakunya wajib dihukum sebagaimana menjatuhkan ganjaran hukum perzinaan. Apabila pelakunya tergolong orang yang sudah pernah kawin, maka wajib dirajam. Dan apabila ia belaum pernah kawin, maka wajib didera sebanyak seratus kali. Penetapan inilah yang mencerminkan ke dua pendapat imam Syafi’I Ra. Dan pendapat ini juga menetapkan bahwa terhadap laki-laki yang dikumpuli oleh homoseksual, mendapatkan ganjaran dera sebanyak seratus kali atau diasingkan setahun; baik laki-laki maupun perempuan, yang pernah kawin ataupun yang belum pernah. Ada juga segolongan ulama hukum islam berpendapat pelaku homoseksual wajib di rajam, meskipun ia belum pernah kawin. Ini termasuk pendapat imam malik dan imam ahmad bin hambal. Dan pendapat lain imam syafi’I menetapkan bahwa pelaku dan orang-orang yang dikumpuli wajib dibunuh.”
            Sebagaimana keterangan tersebut dapat disimpulkan bahwa ganjaran hukum pelaku dan orang-orang yang dikumpuli oleh homoseksual dan lesbian, menjadi tiga klasifikasi pendapat yaitu:
  1. memberikan ganjaran hukum bagi pelaku homoseksual dan lesbian, bersama dengan orang-orang yang dikumpulinya, dengan hukuman rajam bila ia sudah kawin, dan hukuman dera seratus kali bila ia belum pernah kawin. Atau memberikan hukuman dengan mengasingkan selama setahun bagi pelaku homoseksual dan lesbian, bersama dengan orang-orang yang dikumpulinya, baik itu telah kawin ataupun belum. Pendapat ini dikemukakan oleh segolongan ulama yang menganggap dirinya pengikut imam Syafi’i.
  2. memberikan ganjaran hukum bagi pelaku homoseksual dan lesbian bersama dengan orang-orang yang dikumpulinya, dengan hukuman rajam, meskipun ia belum pernah kawin sama sekali. Pendapat ini dianut oleh segolongan ulama hukum islam yang menganggap mengikuti pendapat imam malik dan imam ahmad bin hambal.
Kedua klasifikasi pendapat diatas, berdasarkan pada ganjaran hukum pelaku zina: antara lain terdapat pada Al Quran, surat An-Nur ayat 2;
  1. memberikan ganjaran hukum bagi pelaku homoseksual dan lesbian beserta orang-orang yang dikumpulinya dengan hukuman mati, baik ia sudah pernah kawin maupun belum pernah. Penetapan ini diambil oleh segolongan ulama hukum islam, yang menurutnya bahwa ada satu riwayat yang mengatakan penetapan ini bersumber dari pendapat imam syafi’I dengan berdasarkan sebuah hadits yang artinya:
barang siapa yang mendapatkan orang-orang yang melakukan perbuatan kaum nabi luth maka ia harus menghukum mati; baik yang melakukannya maupaun yang dikumpulinya( H.R. Abu daud, At Turmidziy, Ibnu majah dan Al baihaqy.)
            Larangan homoseksual dan lesbian yang disamakan dengan perbuatan zina dalam ajaran islam, bukan hanya karena merusak kemuliaan martabat kemanusiaan, tetapi resikonya lebih jauh lagi.




2. Masturbasi (onani)
a. pengertian
            Onani adalah mengeluarkan air mani dengan cara menggunakan salah satu anggota badan, untuk mendapatkan kepuasan seks.

b. Hukum
            ada beberapa pendapat mengenai hal ini yang dikeluarkan oleh para ulama tentang ketetapan hukumnya. Hal ini dikarenakan perbedaan pandangan atau tinjauan tentang hal-hal yang melatar belakangi terjadinya perbuatan tersebut. Beberapa pendapat tersebut adalah sebagai berikut:
1. pengikut madzhab malikiyah, Syafi’iyah, dan zidiyah mengatakan perbuatan masturbasi hukumnya haram, karena Allah SWT memerintahkan agar selalu menjaga alat kelaminnya supaya tidak tersalurkan ke jalan yang haram. Pendapat ini berdasarkan pada surat Al mu’minun ayat 5,

Yang artinya” dan orang-orang yang menjaga kemaluannya.
2. pengikut madzhab Hanabilah mengatakan perbuatan masturbasi hukumnya haram, dan dibolehkan dalam agama bila seseorsng bermaksud untuk terhindar dari dorongan libido yang mengarah kepada perzinaan.
3. imam Ibnu hazam berkata: perbuatan masturbasi hukumnya makruh, dan kalau dilakukannya karena menghindari perbuatan zina, maka agama membolehkannya, asalkan dilakukan dengan menggunakan tangan kiri. Pendapat ini berdasarkan pendapat para sahabat tabi’in. antara lain:
a)      Ibnu umar dan athaa menetapkan hukumnya makruh
b)      Ibnu abbas  dan beberapa pembesar ulama tabi’iin menetapkan hukumnya boleh.
4. pengikut madzhab Hanafiyah mengatakan perbuatan masturbasi pada prinsipnya haram, tetapi kadang-kadang wajib bila dilakukan untuk menghindari perbuatan zina. Karena upaya menghindari perbuatan zina hukumnya wajib.

c. Dampak
            bila kita berbicara tentang masturbasi, walaupun dari sekian pendapat diatas jika disimpulkan mengatakan boleh dalam masa tertentu. Tetapi kita haruslah menilik apa sih keuntungan dan kerugian yang kita dapatkan dari “ ritual” ini. Mungkin kita bisa mengatakan untuk menghindari perzinaan, ya itulah segi baiknya, tapi jika kita hitung manfaat dan mudharatnya, ternyata lebih besar mudahartnya. Karena seseorang yang terlalu sering melakukan masturbasi akan menimbulkan hal-hal yang buruk di kemudian hari, misalnya.
a)      Di khawatirkan bagi orang yang terbiasa melakukan masturbasi, tidak dapat puas dengan pelayanan istrinya setelah ia menikah nanti, sehingga dapat menimbulkan masalah keharmonisan keluarga.
b)      Dikhawatirkan adanya penyakit kelainan jiwa.
c)      Hidup tidak akan merasa tenang, karena merasa sudah melakukan hal yang menyimpang.
d)      Akan menimbulkan gangguan perkembangan alat kelamin.
e)      Terjadi gangguan pada syaraf otak dan penglihatan, sehingga askan mengurangi ketajaman penglihatannya. Dan masih banyak lagi akibat yang akan ditimbulkan.
Dengan memperhatikan dari segi manfaat dan mudaharat, kita musti berfikir ulang untuk melakukan hal-hal yang masih dianggap tabu. Dan memang, kalau kita fikirkan memang lebih banyaklah mudharatnya dari pada manfaat yang ditimbulkan oleh hal ini. 




Sumber bacaan ( referensi)
Mahjudin. “Masailul fiqhiyah”. Jakarta: Kalam Mulia.2005
Jalaludin. “psikologi Agama”. Jakrta : PT Raja Grafindo Persada. 2007(edisi revisi)




Pengantar Metodologi Penelitian

            Beragam permasalahan yang dihadapi pada masa sekarang merupakan tantangan tersendiri bagi para pelaku perubahan, khususnya mahasiswa. Masalah-masalah tersebut tentu bukan hanya untuk direnungi atau diperdebatkan saja, melainkan perlu adanya solusi yang dapat memberikan suatu jawaban atas masalah-masalah itu.
            Dalam pemecahan suatu masalah tentu tidak boleh gegabah, perlu adanya pemahaman terhadap permasalahan itu sendiri, agar tidak terjadi kerancuhan pada akhirnya. Oleh sebab itu perlu adanya sebuah penelitian. Untuk mengenal lebih
dalam lagi terhadap masalah dan cara pemecahkannya.
            Untuk melakukannya perlu langkah-langkah yang relevan dengan masalah yang dirumuskan. Agar mempermudah penelitian yang akan kita lakukan.
            Ada beberapa hal yang perlu kita ketahui dari penelitian ini. Mulai dari apa penelitian itu, apa tujuannya, dan apa saja yang dilakukan penelitian di lapangan. Hal ini setidaknya akan membantu kita dalam memecahkan suatu permasalahan.


A. Pengertian Penelitian
            Dalam kamus umum bahasa indonesia, kata penelitian diartikan sebagai pemerikasaan yang teliti atau penyelidikan, kata penyelidikan diartikan sebagi pemerikasaan atau pengusuatan, dan kata menyelididki berarti memeriksa dengan teliti, mengusut dengan cermat, atau menelaah (mempelajari) dengan sungguh-sungguh. Dengan pengertian demikian maka kata penelitian dan penyelidikan dianggap bersinonim[1]
Kata penelitian atau penyelidikan tersebut digunakan sebagai padanan kata research dalam bahasa inggris. Kata research, berasal dari kata re yang berarti kembali dan to research yang berarti mencari. Dengan demikian secara bahasa research berarti mencari kembali. Dan terjemahan dari kata research adalah riset.
Penelitian adalah penyaluran rasa ingin tahu manusia terhadap sesuatu masalah dengan perlakuan tertentu seperti memeriksa, mengusut, menelaah, dan mempelajari secara cermat dan sungguh-sungguh sehingga diperoleh sesuatu seperi mencapai kebenaran, memperoleh jawaban atas masalah pengembangan ilmu pengetahuan dan sebagainya[2].
Sejalan dengan itu dikemukakan pula oleh sutrisno hadi bahwa research dapat didefinisikan sebagai usaha menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran suatu pengetahuan, usaha mana dilakukan dengan menggunakan metode-metode ilmiah[3].
Ada beberapa komponen penting yang bisa kita dapatkan dari pengertian penelitian diatas diantaranya
Ø  Ada rasa ingin tahu
Ø  Ada masalah
Ø  Ada suatu proses untuk menyelesaikan masalah
Ø  Ada hasil yang dicapai.
B. Tujuan Penelitian
            Setiap melaksanakan suatun pekerjaan tentu memiliki tujuan, karena dengan adanya tujuan tersebut pekerjaan dapat dikerjakan dengan lebih sistematis dan tersusun. Selain itu juga arah yang akan dituju sudah jelas, sehingga dalam pengerjaannya tidfak ada keragu-raguan.
            Demikian juga dengan penelitian, secara umum paling tidak ada empat tujuan utama dari penelitian, yaitu sebagai berikut:
Ø  Tujuan eksploratif (tujuan penemuan), penelitian dilakasanakan untuk menemukan sesuatu(pengetahuan) yang baru dalam bidang tertentu. Atau dengan kata lain menemukan masalah-masalah baru[4]. Masalah yang ditemui itu selanjutnya dibahas dan diselidiki secara cermat melalui kegiatan penelitian lanjutan.
Ø  Tujuan verifikatif (tujuan pengujian), penelitian dilaksanankan untuk menguji kebenaran sesuatu (pengetahuan) dalam bidang yang telah ada.
Ø  Tujuan developmental (tujuan pengembangan), penelitian dilaksanakan dalam rangka mengembangkan sesutu (pengetahuan), dalam bidang yang telah ada.
Ø  Tujuan penulisan karya ilmiah, pembuatan sakripsi, tesis, dan disertasi.[5]
C. Jenis-Jenis Penelitian
            Penelitian dapat digolongkan ke dalam beberapa jenis berdasarkan kriteria-kriteria tertentu, hasil/alasan yang diperoleh, bidang yang diteliti, tempat penelitian, teknik yang digunakan, keilmiahannya, dan spesialisasi bidang garapan.
1)      Jenis penelitian berdasarkan hasil/alasan yang diperoleh
Ini terdiri dari :
Ø  Penelitian murni (pure research) atau penelitian dasar basic research. Diselenggrakan dalam rangka memperluas dan memperdalam pengetahuan secara teoritis. Oleh karena itu sering disebut penelitian teoritis (theoritical research)[6].
Ø  Penelitian terapan atau penelitian terpakai(Applaid Research), adalah penelitian yang mempunyai alasan praktis, keinginan untuk mengetahui, bertujuan agar dapat melakukan sesuatu yang jauh lebih baik, lebih efektif[7], dan efisian. Dalam hal ini menemukan dasar-dasar dan langkah-langkah kehidupan yang dirasa perlu untuk diperbaiki.
2)      Jenis penelitian berdasarkan bidang yang diteliti
Berdasarkan bidang yang diteliti, penelitian dibedakan atas dua, yaitru sebagai berikut:
Ø  Penelitian sosial: adalah penelitian yang secara khusus meneliti bidang sosial, seperti ekonomi, pendidikan, hukum, sejarah, antropologi dan lain sebagainya.
Ø  Penelitian Eksakta: adalah penelitian yang secara khusus berbentuk penelitian ilmu pengetahuan alam(eksakta), penelitian kimia, penelitian biologi, penelitian pertanian dan lain sebagainya.
3)      Jenis penelitian berdasarkan tempat penelitian
Jika ditinjau dari segi tempat penelitian dilakukan, terutama dalam pengumpulan data, maka penelitian dapat dibedakan menjadi
Penelitian Laboraturium (laboratory research), karena kegiatan ini dilakukan dalam laboraturium, dan biasanya bersifat eksperimen atau percobaan.
Ø  Penelitian kepustakaan (library research)kegiatan penelitian ini dilakukan dengan menghimpun data dari berbagai literatur, baik diperpustakaan ataupun ditempat-tempat lain.literatur yang digunakan tidak terbatas pada buku-bukun saja, tetapi juga dapat beruipa bahan-bahan dokumentasi, majalah, koran, dll. Berdasarkan sumber data tersebut penelitian ini sering disebut dengan penelitian dokumentasi (documentary research)atau survey buku ( book survey/research).
Ø  Penelitian lapangan (field research): kegiatan ini dilakukan dalam lingkungan masyarakat tertentu. Baik dari lembaga, ormas, keluarga dan lain sebagainya. Intinya penelitian ini langsung pada responden.
4)      Jenis penelitian berdasarkan teknik yang digunakan
Jenis penelitian berdasarkan teknik dibedakan menjadi dua, yaitu;
Ø  Penelitian survei yaitu penelitian dengan tidak melakukan perubahan (tidak ada perlakuan khusus)terhadap variabel-variabel yang diteliti.
Ø  Penelitian percobaan adalah penelitian yang melakukan perubahan (ada perlakuan khusus) terhadap variabel-variabel yang diteliti.
5)      Jenis penelitian berdasarkan keilmiahannya
Berdasarkan ini, penelitian dibedakan menjadi dua, yaitu;
Ø  Penelitian ilmiah yaitu penelitian dalam pelaksanaannya menggunakan kaidah-kaidah ilmiah[8], artinya pokok pikiran yang dikemukakan disimpulkan melalui prosedur yang sistematis dengan mempergunakan pembuktian yang meyakinkan (ilmiah)
Ø  Penelitian non ilmiah adalah penelitian yang dalam pelaksanananya tidak menggunakan metode atau kaidah-kaidah ilmiah.[9]
6)      Jenis penelitian berdasarkan bidang (ilmu) garapannya
Ø  Jenis penelitian ini terdiri dari:
Ø  Penelitian bisnis
Ø  Penelitian komunikasi
Ø  Penelitian hukum
Ø  Penelitian pertanian, dan
Ø  Penelitian ekonomi
7)      Jenis penelitian berdasarkan tingkat eksplanasinya.
Eksplanasi artinya penjelasan, pada jenis ini dibedakan atas tiga jenis yaitu
Ø  Penelitian deskriptif, penelitian ini terbatas pada usaha mengungkapkan suatu masalah atau keadaan atau peristiwa sebagaimana adanya. (fact Finding). Penelitian ini hanya menggunakan satu sampel.
Ø  Penelitian komparatif, penelitian ini dilakukan untuk membandingkan nilai satu variabel dengan variabel lainnya dalam waktu yang berbeda. Penelitian ini menggunkan lebih dari satu sampel.
Ø  Penelitian hubungan, yaitu penelitian yang dilakukan untuk menggabungkan antara dua variabel atau lebih.[10]

KESIMPULANNYA:
            Penelitian adalah penyaluran rasa ingin tahu manusia terhadap sesuatu masalah dengan perlakuan tertentu seperti memeriksa, mengusut, menelaah, dan mempelajari secara cermat dan sungguh-sungguh sehingga diperoleh sesuatu seperi mencapai kebenaran, memperoleh jawaban atas masalah pengembangan ilmu pengetahuan dan sebagainya.
            Ada empat tujuan mendasar (utama) dari penelitian yaitu: tujuan eksloratif, tujuan verivikatif, tujuan developmental dan tujuan untuk penulisan karya ilmiah.
Adanya tujuan penelitian menjadikan suatu pekerjaan menjadi terarah dan sistematis.
Ada beberapa jenis penelitian yang masing-masing jenis berjalan dibidangnya masing-masing. Adapun tujuan dari pengelompokkan jenis tersebut adalah agar penjelasan atau pembahasannya lebih terfokus.
Penelitian mempunyai beberapa peranan diantaranya sebagai pemecah masalah, memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan dalam bidang yang diajukan,. Dan mendapatkan pengetahuan/ilmu baru.


           













Daftar Pustaka           

Keraf, gorys. Komposisi. Nusa Indah. Flores NTT: 1989
Hasan, Iqbal. Analisis data penelitian dengan statistik. Bumi Aksara. Jakarta: 2006.
Nawawi, Hadari. metodologi Penelitian Bidang Sosial; Gajah Mada University, Yogyakarta: 1998



































[1]   Sinonim adalah dua kata atau lebih yang memiliki arti sama.
[2]   Iqbal hasan. Analisis data penelitian dengan statistik. Bumi Aksara. Jakarta: 2006. p.3
[3].  Hadari Nawawi; metodologi Penelitian Bidang Sosial; Gajah Mada University, Yogyakarta: 1998.p 24          
[4] Op cit. p 28
[5] Iqbal hasan. Analisis data penelitian dengan statistik. Bumi Aksara. Jakarta: 2006. p.11
[6] Hadari Nawawi; metodologi Penelitian Bidang Sosial; Gajah Mada University, Yogyakarta: 1998.p 30
[7] Sesuatu yang mampu dirasakan hidup, segar, dan mudah dipahami/ditangkap.
[8] Penelitian ilmiah mempunyai ciri sbb; mempunyai fokus tujuan yang jelas, teliti dan memiliki dasar dan desain metodologi yang baik, prosedur pengujian hipotesis jelas, pengujian dapat diulang, berdasarkan atas fakta dari data yang aktual,semakin luas ruang lingkup semakin berguna, mendekati realitas dan confidence peluang kejadian dapat dilihat, dan kesederhanaan dfalam pemamparan masalah dalam metode penelitiannya.
[9] Iqbal hasan. Analisis data penelitian dengan statistik. Bumi Aksara. Jakarta: 2006. p.5

[10] Op cit p. 7