iimabusyifa
Selasa, 21 Januari 2014
iimabusyifa: manfaat metode pengajaran
iimabusyifa: manfaat metode pengajaran: Kita mengetahui bahwa pengajaran merupakan suatu sistem. Ini berarti bahwa pengajaran dipandang sebagai suatu kerja sama secara sim...
Rabu, 14 Agustus 2013
manfaat metode pengajaran
Kita mengetahui bahwa pengajaran merupakan suatu
sistem. Ini berarti bahwa pengajaran dipandang sebagai suatu kerja sama secara
simultan berbagai unsur atau komponen pengajaran yaitu : bahan pengajaran,
metode penyajian, alat-alat bantu pengajaran, serta penilaian, yang secara
teratur diarahkan untuk mencapai tujuan pengajaran yang telah ditetapkan.
Sistem ini sendiri berarti suatu kerjasama
antara beberapa unsur atau komponen yang secara terorganisir diarahkan untuk
mencapai tujuan tertentu.
Dalam pada itu komponen guru, murid, prasarana,
dan sarana adalah sangat penting. Mereka saling berinteraksi karena ada saling
berkepentingan. Kepentingan itu adalah tujuan pengajaran, yang hendak dicapai
oleh murid dengan bimbingan guru. Proses belajar mengajar saling berpadu arah
karena sasaran yang sama. Proses interaksi ini hanya mungkin tercipta jika
disadari bahwa semua komponen pengajaran terlibat di dalamnya, termasuk di
dalamnya cara penyajian, bahan pelajaran. Cara penyajian itu biasa di sebut
metodologi mengajar.
Pendidikan adalah sesuatu yang sangat penting
bagi kehidupan manusia. Dengan pendidikan manusia dapat hidup layak, dengan
pendidikan pulalah manusia dapat bersaing dengan derasnya persaingan global.
Untuk mendapatkan suatu pendidikan yang berkualitas, dituntut adanya pendidik
yang memahami bagaimana cara mendidik dengan baik, agar apa yang yang ia
sampaikan dapat ditangkap dan dicerna oleh peserta didiknya.
Keahlian
seorang pendidik dalam menyampaikan suatu materi pelajaran kepada anak didiknya
akan mempengaruhi hasil pembelajarannya. Oleh sebab itulah di tengah
keheterogenan bangsa Indonesia, dengan berbagai macam corak, watak dan budaya
masing-masing manusia, sangat diharapkan sekali bahwa seorang pendidik harus
memiliki berbagai macam metode untuk menghadapinya, agar apa yang dihasilkan
nantinya dapat sesuai dengan apa yang diharapkan.
Dalam makalah ini, pemakalah akan mencoba
mengulas tentang Metode pembelajaran dan manfaat mempelajarinya bagi kita
semua, khususnya bagi para pendidik.
Metode merupakan cara utama yang dipergunakan
untuk mencapai suatu tujuan[1]. Misalnya
untuk menguji serangkaian hopotesa, dengan mempergunakan tekhnik serta
alat-alat tertentu.
Secara etimologi, metode dalam bahasa arab,
dikenal dengan istilah Thariqoh yang berarti langkah-langkah strategis yang
disiapkan untuk melakukan suatu pekerjaan[2]. Bila
dihubungkan dengan pendidikan maka metode itu harus diwujudkan dalam proses
pendidikan, dalam rangka mengembangkan sikap mental dan kepribadian agar
peserta didik menerima pelajaran dengan mudah, efektif dan dapat dicerna dengan
baik.
Metode mengajar dapat diartikan sebagai cara
yang dipergunakan oleh guru dalam membelajarkan peserta didik saat
berlangsungnya proses pembelajaran.
Metodologiberarti suatu ilmu yang dibicarakan
tentang jalan atau cara yang harus dilalui untuk mencapai tujuan tertentu.
Pendidikan Agama yaitu pendidikan melalui agama-agama.
Sedangkan secara terminologi menurut Hasan
langgulung, metode adalah cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai
tujuan pendidikan[3].
Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan
bahwa metode adalah seperangkat cara, jalan dan tekhnik yang digunakan oleh
pendidik dalam proses pembelajaran agar peserta didik dapat mencapai tujuan
pembelajaran atau menguasai kompetensi tertentu yang dirumuskan dalam silabi
mata pelajaran.
Dalam pandangan filosofis, metode adalah suatu
alat untuk mencapai suatu tujuan pendidikan.
Dalam penerapannya, metode pendidikan islam
banyak menyangkut permasalahan individual, atau sosial peserta didik atau
bahkan pendidik itru sendiri. Sehingga dalam penggunaannya seorang pendidik
harus memperhatikan dasar-dasar umum metode pendidkan islam. Dasar dasar itu
meliputi dasar Agamis, dasar Biologis, dasar psikologis dan dasar sosiologis.
B. Manfaat
mempelajari Metode Pembelajaran PAI
Setelah
kita mengetahui apa itu metode, tentu kita harus tahu juga apa manfaatnya
mempelajari metode pembelajaran. Tetapi sebelumnya disini akan diulas terlebih
dahulu manfaat dari metode. Kita semua tahu bahwa untuk mencapai suatu hasil
yang maksimal dituntut adanya suatu cara yang efektif bagaimana agar hal
tersebut dapat terwujud.
Menghadapi watak dan kemampuan manusia Indonesia
yang beragam dibutuhkan suatu perangkat bagaimana agar kita mampu menghadapinya
dengan maksimal. Metode untuk menghadapi permasalahan ini sangat mutlak
diperlukan. Oleh sebab itu metode bisa meyelesaikan suatu permasalahan yang
kita hadapi.
Manfaat lain dari adanya metode adalah kita
dapat menyampaikan apa yang ingin kita sampaikan dengan baik, karena untuk
menyampaikan sesuatu kepada orang lain itu bukanlah suatu yang dapat kita
anggap sepele, apa lagi yang kita hadapi adalah manusia-manusia yang heterogen.
Penggunaan metode inipun memiliki beberapa
aspek, langgulung berpendapat, bahwasanya paling tidak ada tiga aspek yang
mendasari penggunaan metode[4],
diantaranya:
1.
Sifat-sifat dan kepentingan yang berkenaan dengan
tujuan utama pendidikan islam yaitu pembinaan manusia mukmin yang mengaku
sebagai hamba Allah.
2.
Berkenaan dengan metode-metode yang betul-betul berlaku
yang disebutkan dalam Al quran atau disimpulkan daripadanya.
3.
Membicarakan tentang pergerakan dan disiplin dalam
istilah Al Quran disebut ganjaran dan hukuman.
Dalam pendidikan yang diterapkan di barat,
metode pendidikan hampir sepenuhnya tergantung kepada kepentingan peserta
didik, para guru hanya bertindak sebagai motivator, stimulator, fasilitator,
ataupun hanya sebagai instruktur. Hal ini menjadikan anak didik sebagai pusat
dimana sang anak akan lebih bisa mengembangkan kreatifitasnya. Tentu hal ini
sangat menghormatri kebebasan individu dalam mengembangkan dirinya. Sehingga
guru hanya berfungsi sebagai perangsang.
Metode pendidikan islam sangat mengormati
kebebasan individu, selama kebebasan itu sejalan dengan fitrahnya. Guru harus
terus mengontrol apa yang dilakukan oleh peserta didik sehingga kebebasan yang
dimiliki akan tetap terkontrol dan peserta didik tidak kebablasan kepada
jalan yang salah.
Upaya guru untuk memilih metode yang tepat dalam
mendidik peserta didiknya adalah dengan menyesuaikan metode dengan kondisi
psikis peserta didiknya ia harus mengusahakan agar materi pelajaran yang
diberikan kepada peserta didik mudah diterima. Dalam hal ini tidaklah cukup
dengan mendidik bnersikap lemah lembut saja. Ia harus pula memikirkan
metode-metode yang akan digunakannya, seperti juga memilih waktu yang tepat,
materi yang cocok, pendekatan yang baik, efektifitas, penggunaan metode dan
sebagainya. Untuk itulah guru dituntut untuk mempelajari berbagai metode yang
digunakan dalam mengajarkan suatu mata pelajaran, seperti bercerita,
mendemonstarsikan, mencobakan, memecahkan masalah, mendiskusikan yang digunakan
oleh ahli pendidikan islam dari zaman dahulu hingga sekarang.
Adapun manfaat mempelajari metode pembelajaran
adalah :
1. Guru
dapat menyajikan bahan pelajaran dengan baik dan dapat diterima murid dengan
baik.
Sebagaimana mana telah diutarakan di awal tadi,
bahwa Bangsa Indonesia ini adalah bangsa yang heterogen, sehingga sangat tidak
cukup bila hanya dikembangkan satu metode dalam pengajaran. Karena hal ini
tentu akan menimbulkan konflik pada diri setiap anak didik yang merasa hal itu
tidak sesuai dengan dirinya. Sehingga apa yang disampaikan oleh guru tidak
mampu dicerna dengan baik. Tentu hal ini akan berbeda kejadiannya bila sang
guru menguasai berbagaimacam metode dan menerapkannya langsung kepada anak
didiknya.
2. Guru
dapat mengetahui lebih dari satu metode pembelajaran.
Dengan
mempelajari berbagai metode pembelajaran, tentu guru tidak akan buta terhadap
metode. Ia akan terus mengembangkan metode tersebut untuk kemajuan pendidikan.
Metode pembelajaran yang bertujuan untuk memudahkan anak didik mengerti akan
pelajarannya amat banyak bentuknya , contoh seperti metode ceramah, metodelatihan,
metode tanya jawab, metode diskusi, metode demontrasi dan masih banyak lagi
metode yang dapat dilakukan. Kesemuanya itu diadakan agar apa yang disampaikan
pendidik kepada peserta didik dapat dicerna dengan baik.
3. Guru
akan lebih mudah mengendalikan kelas.
Dengan
menguasai banyak metode, guru leluasa mengatur kelasnya untuk mengadakan suatu
proses belajar, selain hal itu dapat menghemat tenaga guru, juga dapat
mempercepat proses belajar mengajar. Dengan berbagai bentuk metode, guru akan lebih
mudah mengontrol mana siswa yang aktif dan mana siswa yang pasif.
4. Guru
akan lebih kreatif dalam mengatur suasana kelas.
Semakin
kaya dengan metode maka guru akan semakin kreatif dalam membuat suasana di
dalam kelas. Guru yang kaya akan metode akan selalu menjadikan suasan
menyenangkan bagi para peserta didiknya. Sehingga kegiatan belajar mengajar
akan berjalan lancar.
5. kreatifitas
dalam menyalurkan ilmunya kepada anak didik akan lebih variatif.
Semakin
banyak metode yang dikuasai oleh guru dalam menyampaikan mata pelajaran kepada
anak didiknya, akan semakin mudah ia menyalurkan ilmunya. Walaupun ia
menghadapi berbagai macam perbedaan yang dimiliki oleh masing-masing anak
didik.
Dengan mempelajari metode pembelajaran ini sang
guru akan lebih kreatif dalam menyampaikan pelajaran agama islam kepada anak
didiknya. Adapun ciri orang orang kretaif itu adalah, orang-orang yang ingin
mengetahui apa yang telah dijalankan dalam bidang kreatifitas akan menemui
keaneka ragaman. Sebagian penyelidik cenderung mengkaji masalah kriteria dan
ramalan yang dapat digunakan untuk mengenal orang-orang kreatif dan orang-orang
yang memiliki kemampuan berfikir kreatif. Sebagian yang lain cenderung mengkaji
aspek kognitif dari gejala ini dan mereka menghadapi masalah hubungan antara
kecerdasan seperti yang diukur dengan ukuran-ukuran kecerdasan yang ada
sekarang dengan kreatifitas seperti didapati melalui sejumlah ujian-ujian yang
dapat mengukur sejumlah kemampuan intelektual yang tergolong ke dalam pikiran menerawang.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pemilihan
metode belajar.
Untuk dapat menyajikan bahan pelajaran dengan
baik sehingga dapat diterima dengan baik oleh peserta didik diperlukan cara
penyajian yang sesuia dan tepat. Oleh sebab itu setiap guru yang ingfin
mnetapkan atau mempergunakan sesuatu metode mengajar hendaknya memperhatikan
faktor-faktor berikut.
1. faktor
tujuan yang ingin dicapai.
Tujuan merupakan atu diantara hal
pokok yang harus diketahui dan disadari betul oleh seorang guru sebelum mulai
mengajar. Guru tersebut harus dapat memberikan penafsiran yang tepat mengenai
jenais dan fungsi tujuan yang akan dicapainya secara kongkrit.
Tujuan yang diperlukan oleh guru
secara praktis ialah perincian tujuan umum sampai pada taraf yang sedemikian
sehingga menjadi satu rangkaian tujuan-tujuan khusus. Sifat tujuan khusus ini
haruslah sedemikian rupa sehingga mencapai taraf yang dapat diukur atau
dinilai.
Agar tujuan dapat dicapai dengan
baik maka pemilihan metode yang akan digunakan harus memperhatikan tujuan
khusus tersebut, misalnya:
1.
agar siswa dapat menyebutkan tiga syarat sah sholat.
2.
agar siswa dapat mempraktekan sholat subuh yang benar.
Atas dasar kedua contoh tujuan diatas dapatlah
ditentukan metode yang dianggap tepat atau sesuai dengan tujuan itu. Misalnya
untuk mencapai tujuan nomor satu, dapat digunakan metode ceramah dan metode
tanya jawab. Tetapi untuk mencapai tujuan nomor dua, nampaknya cara itu sudah
tidak relefan lagi, disinilah guru dituntut untuk menuangkan kreatifitasnya
yaitu dengan menggunakan metide demontrasi ataui metode latihan.
2. faktor
murid.
Dalam proses belajar mengjar,
terjadi interaksi edukatif antara guru dengan murid. Interaksi edukatif dapat
berlangsung dengan baik apabila gueru memperhatikan murid yang dihadapinya.
Dengan
demikian guru akan memilih metode mengajar yang sesuai dengan kemampuan dan
kematangan murid.
3. Faktor
guru
pada prinsipnya keberhasilan
pencapaian tujuan banyak ditentukan oleh kemampuan seorang guru. Oleh karenya
kecermatan seorang guru dalam menghayati tujuan belajar, kondiasi murid situasi
dan fasilitas bahan dan pemahamannya tentang metode mengajar sangat diperlukan.
Apabila seorang guru akan memilih
atau menetapkan metode mengajar yang akan dipakai pada waktu mengajar, hendaklah
ia memilih metode mengajar yang benar-benar dikuasainya atau hanya meniru-niru
yang dipergunakan teman-temannya.
4. Faktor
situasi yang berbeda.
Bila seorang gurub akan memilih atau
menetapkan metode mengajar yang akan digunakan, perlulah ia memperhatikan
situasi. Guru perlu memperhatikan faktor lingkungan dimana kegiatan
belajar-mengajar berlangsung, ia perlu memperhatikan kelelahan murid serta keadaan
cuaca yang berbeda.
Misalnya suatu kelas baru selesai
melaksanakan kegiatan olahraga, tidaklah dapat digunakan metode ceramah, karena
murid-murid dalam keadaan lelah dan hal ini akan mengakibatkan kejenuhan dan
kantuk. Tetapi akan tepatlah bila digunakan metode tanya jawab atau demontrasi
atau lain sebaginya.
5. Faktor
fasilitas
kegiatan belajar mengajar di kelas memerlukan
sarana atau fasilitas yang mendukung kegiatan itu dalam rangka menciptakan
tujuan.
Fasilitas ini akan mempengaruhi guru
dalam memilih atau menetapkan metode mengajar yang akan digunakan.
Misalnya guru akan mengajar latihan
sholat jumat dengan menggunakan metode parktek. Jika fasilitas ada seperti
ruang praktek, sajadah, mimbar tersedia maka dapat dilaksanakan. Tetapi bila hal
itu tidak ada tidak mungkin dapat digunakan metode praktek atau latihan. Guru
dalam hal ini harus mampu menemukan cara yang tepat untuk menyampaikan materi
itu, misalnya dengan metode ceramah.
Jadi sebelum menetapkan atau memilih
suatu metode mengajar terlebih dahulu perlu memperhatikan fasilitas yang
tersedia.
Metode
pengajaran merupakan ilmu bantu yang tidak dapat berdiri sendiri, tetapi
berfuingsi membantu bidang-bidang lain dalam proses pengajaran. Metodologi
bersifat netral dan umum, tidak diwarnai oleh sesuatu bidangpun, tetapi ia
mengandung unsur inovatif, karena memberikan alternatif lain yang dapat
digunakan di dalam kelas.
1.
selalu berrorientasi pada tujuan.
2.
dipergunakan sebagai suatu kombinasi dari berbagai
metode.
3.
keterampilan digunakan berganti-ganti dari satu metode
ke metode lain.
Metode
mengajar banyak sekali jenisnya karena metode ini dipengaruhi oleh banyak
faktor yang telah disebutkan pada penjelasan diatas.
Kesimpulan
Untuk
memberikan kemudahan kepada anak didik agar dapat menerima materi yang diberikan
diperlukan adanya metode mengajar yang sesuai dengan situasi ditempat ia
mengajar. Metode diperlukan karena untuk mempermudah guru menyampaikan materi
kepada anak didik dan agar tercipta yang kondusif.
Dengan
mempelajari metode pengajaran guru akan lebih kreatif dalam mengembangkan
ilmunya dan menyampaikannya kepada anak didik. Suatu kegiatan pembelajaran yang
dilakukan dengan m,etode yang kurang tepat akan menimbulkn konflik dalam diri
siswa maupun guru, karena terjadi ketidak sesuaian diantara keduanya.
Untuk
mengatasi hal itu maka wajib bagi seorang guru mempelajari berbagai macam
metode dalam menyampaikan ilmunya kepada anak didik. Agar tidak terjadi suasana
yang vakum.
Penggunaan
metode yang tepat selain akan mengefisiensi waktu, juga akan mengefisienkan
energi guru. Karena ia akan dengan mudah menyampaikan suatu materi yang mudah
dimengerti.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen
agama RI. Petunjuk Pelaksanaan Tugas Guru Agama pada SMTP. Jakarta :
1984.
Hasan
langgulung. Kreatiovitas dan pendidikan Islam. Jakarta : Pustaka Al
Husna. 1991.
H. Ramayulis. Ilmu Pendidikan Islam.
Jakarta : Kalam Mulia. 2006
Winarrno Surakhmad. Pengantar Penelitian
Ilmiah. Bandung: Tarsito . 1998
[1] Prof.Dr. Winarno Surkhmad. Pengantar Penelitian
Ilmiah. (Bandung: Tarsito. Cet.8,1998).hal 131.
[2] Prof. DR. Ramayulis. Ilmu Pendidikan Islam.(
Jakarta: Kalam Mulia, cet 5,2006). Hal.184.
[3] ibid
[4] ibid.hal 190
[5] Departemen Agama RI. Petunjuk Pelaksanaan Tugas Guru
Agama Pada SMTP.jakarta : 1984.
penyimpangan seksual
Kebutuhan manusia akan sesuatu adalah suatu hal yang
wajar karena setiap manusia mempunyai kebutuhan individual masing-masing. Seks
merupakan kebutuhan seks sebagai salah satu kebutuhan yang timbul dari dorongan
mempertahankan jenis. Sigmeund freud menganggap kebutuhan ini sebagai kebutuhan
yang vital pada manusia.terutama pada masa remaja kebutuhan ini demikian
menonjolnya sehingga sering mendatangkan pengaruh-pengaruh negatif. Tidak
terpenuhinya kebutuhan seks ini akan menimbulkan gangguan-gangguan kejiwaan
dalam bentuk perilaku seksual yang menyimpang.
Gangguan kejiwaan ini dapat ditimbulkan oleh berbagai
macam hal, diantaranya adalah lingkungan. Lingkungan merupakan salah satu
faktor yang sangat mempengaruhi terjadinya penyimpangan seksual. Bisa pengaruh
dari teman, pengalaman pribadi yang buruk dan lain sebagainya. Sehingga sering
kita mendengar orang-orang yang melakukan kebiasaan seks menyimpang karena ia
merasa dendam pada seseorang yang telah melakukan hal yang sama pada dirinya,
sehingga ia melampiaskannya kepada orang lain.
Selanjutnya kelainan seksual ini dapat menyebabkan orang
memuaskan nafsu seksualnya dengan menggunakan objek lain.
Di usia perkembangan remaja memang dorongan seksual
nampak begitu domianan , atau setidak-tidaknya secara psikologis memiliki
dampaka terhadap nilai-nilai keagamaan. Maksudnya dorongan seks tak jarang
turut mempengaruhi munculnya sikap dan perilaku menyimpang, hingga para remaja
tidak merasa salah atau berdosa melakukan kegiatan-kegiatan yang melanggar
norma-norma agama.
Berikut ini kami akan menguraikan beberapa perilakau
menyimpang mengenai seks yang meliputi: homoseks, lesbian, dan
masturbasi(onani).
1. Homo seksual (Al- Liwaat) dan Lesbian ( As-sahaaq)
a. Pengertian
Secara bahasa homoseksual berasal dari kata homo yamg
berarti sama, yang diambil dari bahasa inggris “homosexual” yang berati sifat
laki-laki yang senang berhubungan seks dengan sesamanya. Jadi homo seksual
adalah kebiasaan seorang laki-laki melampiaskan nafsu seksualnya pada
sesamanya.
Sedangkan lesbian, adalah sifat perempuan yang senang
berhubungan seks dengan sesamanya pula.
Hal ini bukanlah sesuatu yang asing bagi manusia, karena
hal ini memang sudah terjadi sejak lama sekali. Kita mungkin pernah mendengar
kisah umatnya Nabi Luth, yang mempunyai sifat-sifat yang terkenal dengan
sebutan homoseksual. Mereka tidak mau mengawini perempuan karena memang mereka
tidak teratarik sama sekali oleh kaum perempuan, mereka cenderung menyukai
sesama jenis mereka untuk melampiaskan nafsunya. Kisah tentang umat (kaum) nabi
Luth ini diabadikan dalam Alquran oleh Allah SWT. Dalam surat Asyu’ra ayat 165-166:
b. Hukum Homo dan Lesbi
Praktek homoseksual dan lesbian secara tegas islam
mengharamkannya, karena termasuk perbuatan zina. Maka dalam hal ini terdapat
beberapa pendapat ulama hukum islam tentang sangsi yang harus di berikan kepada
pelakunya, antara lain dikemukakan oleh zainudin bin abdil aziz al malibaary
yang mengatakan:
“ al baghawiyyu berkata:ahli ilmu hukm islam berbeda pendapat
dalam masalah ganjaran hukum praktek homoseksual. Maka ada sekelompok ulama
hukum islam yang menetapkan bahwa pelakunya wajib dihukum sebagaimana
menjatuhkan ganjaran hukum perzinaan. Apabila pelakunya tergolong orang yang
sudah pernah kawin, maka wajib dirajam. Dan apabila ia belaum pernah kawin,
maka wajib didera sebanyak seratus kali. Penetapan inilah yang mencerminkan ke
dua pendapat imam Syafi’I Ra. Dan pendapat ini juga menetapkan bahwa terhadap
laki-laki yang dikumpuli oleh homoseksual, mendapatkan ganjaran dera sebanyak
seratus kali atau diasingkan setahun; baik laki-laki maupun perempuan, yang
pernah kawin ataupun yang belum pernah. Ada juga segolongan ulama hukum islam
berpendapat pelaku homoseksual wajib di rajam, meskipun ia belum pernah kawin.
Ini termasuk pendapat imam malik dan imam ahmad bin hambal. Dan pendapat lain
imam syafi’I menetapkan bahwa pelaku dan orang-orang yang dikumpuli wajib dibunuh.”
Sebagaimana keterangan tersebut dapat disimpulkan bahwa
ganjaran hukum pelaku dan orang-orang yang dikumpuli oleh homoseksual dan
lesbian, menjadi tiga klasifikasi pendapat yaitu:
- memberikan ganjaran hukum bagi pelaku homoseksual dan lesbian, bersama dengan orang-orang yang dikumpulinya, dengan hukuman rajam bila ia sudah kawin, dan hukuman dera seratus kali bila ia belum pernah kawin. Atau memberikan hukuman dengan mengasingkan selama setahun bagi pelaku homoseksual dan lesbian, bersama dengan orang-orang yang dikumpulinya, baik itu telah kawin ataupun belum. Pendapat ini dikemukakan oleh segolongan ulama yang menganggap dirinya pengikut imam Syafi’i.
- memberikan ganjaran hukum bagi pelaku homoseksual dan lesbian bersama dengan orang-orang yang dikumpulinya, dengan hukuman rajam, meskipun ia belum pernah kawin sama sekali. Pendapat ini dianut oleh segolongan ulama hukum islam yang menganggap mengikuti pendapat imam malik dan imam ahmad bin hambal.
Kedua klasifikasi pendapat
diatas, berdasarkan pada ganjaran hukum pelaku zina: antara lain terdapat pada
Al Quran, surat
An-Nur ayat 2;
- memberikan ganjaran hukum bagi pelaku homoseksual dan lesbian beserta orang-orang yang dikumpulinya dengan hukuman mati, baik ia sudah pernah kawin maupun belum pernah. Penetapan ini diambil oleh segolongan ulama hukum islam, yang menurutnya bahwa ada satu riwayat yang mengatakan penetapan ini bersumber dari pendapat imam syafi’I dengan berdasarkan sebuah hadits yang artinya:
“ barang siapa yang mendapatkan orang-orang
yang melakukan perbuatan kaum nabi luth maka ia harus menghukum mati; baik yang
melakukannya maupaun yang dikumpulinya( H.R. Abu daud, At Turmidziy, Ibnu
majah dan Al baihaqy.)
Larangan homoseksual dan lesbian yang disamakan dengan
perbuatan zina dalam ajaran islam, bukan hanya karena merusak kemuliaan
martabat kemanusiaan, tetapi resikonya lebih jauh lagi.
2. Masturbasi (onani)
a. pengertian
Onani adalah mengeluarkan air mani dengan cara
menggunakan salah satu anggota badan, untuk mendapatkan kepuasan seks.
b. Hukum
ada beberapa pendapat mengenai hal ini yang dikeluarkan
oleh para ulama tentang ketetapan hukumnya. Hal ini dikarenakan perbedaan
pandangan atau tinjauan tentang hal-hal yang melatar belakangi terjadinya
perbuatan tersebut. Beberapa pendapat tersebut adalah sebagai berikut:
1. pengikut madzhab
malikiyah, Syafi’iyah, dan zidiyah mengatakan perbuatan masturbasi hukumnya
haram, karena Allah SWT memerintahkan agar selalu menjaga alat kelaminnya
supaya tidak tersalurkan ke jalan yang haram. Pendapat ini berdasarkan pada surat Al mu’minun ayat 5,
Yang artinya” dan orang-orang yang menjaga kemaluannya.
2. pengikut madzhab
Hanabilah mengatakan perbuatan masturbasi hukumnya haram, dan dibolehkan dalam
agama bila seseorsng bermaksud untuk terhindar dari dorongan libido yang
mengarah kepada perzinaan.
3. imam Ibnu hazam
berkata: perbuatan masturbasi hukumnya makruh, dan kalau dilakukannya karena
menghindari perbuatan zina, maka agama membolehkannya, asalkan dilakukan dengan
menggunakan tangan kiri. Pendapat ini berdasarkan pendapat para sahabat
tabi’in. antara lain:
a)
Ibnu umar dan athaa menetapkan hukumnya makruh
b)
Ibnu abbas dan
beberapa pembesar ulama tabi’iin menetapkan hukumnya boleh.
4. pengikut madzhab
Hanafiyah mengatakan perbuatan masturbasi pada prinsipnya haram, tetapi
kadang-kadang wajib bila dilakukan untuk menghindari perbuatan zina. Karena
upaya menghindari perbuatan zina hukumnya wajib.
c. Dampak
bila kita berbicara tentang masturbasi, walaupun dari
sekian pendapat diatas jika disimpulkan mengatakan boleh dalam masa tertentu.
Tetapi kita haruslah menilik apa sih keuntungan dan kerugian yang kita dapatkan
dari “ ritual” ini. Mungkin kita bisa mengatakan untuk menghindari perzinaan,
ya itulah segi baiknya, tapi jika kita hitung manfaat dan mudharatnya, ternyata
lebih besar mudahartnya. Karena seseorang yang terlalu sering melakukan
masturbasi akan menimbulkan hal-hal yang buruk di kemudian hari, misalnya.
a)
Di khawatirkan bagi orang yang terbiasa melakukan masturbasi,
tidak dapat puas dengan pelayanan istrinya setelah ia menikah nanti, sehingga
dapat menimbulkan masalah keharmonisan keluarga.
b)
Dikhawatirkan adanya penyakit kelainan jiwa.
c)
Hidup tidak akan merasa tenang, karena merasa sudah melakukan
hal yang menyimpang.
d)
Akan menimbulkan gangguan perkembangan alat kelamin.
e)
Terjadi gangguan pada syaraf otak dan penglihatan, sehingga
askan mengurangi ketajaman penglihatannya. Dan masih banyak lagi akibat yang
akan ditimbulkan.
Dengan memperhatikan dari
segi manfaat dan mudaharat, kita musti berfikir ulang untuk melakukan hal-hal
yang masih dianggap tabu. Dan memang, kalau kita fikirkan memang lebih
banyaklah mudharatnya dari pada manfaat yang ditimbulkan oleh hal ini.
Sumber bacaan ( referensi)
Mahjudin. “Masailul fiqhiyah”. Jakarta: Kalam Mulia.2005
Jalaludin. “psikologi Agama”. Jakrta : PT Raja
Grafindo Persada. 2007(edisi revisi)
Pengantar Metodologi Penelitian
Beragam
permasalahan yang dihadapi pada masa sekarang merupakan tantangan tersendiri
bagi para pelaku perubahan, khususnya mahasiswa. Masalah-masalah tersebut tentu
bukan hanya untuk direnungi atau diperdebatkan saja, melainkan perlu adanya
solusi yang dapat memberikan suatu jawaban atas masalah-masalah itu.
Dalam pemecahan
suatu masalah tentu tidak boleh gegabah, perlu adanya pemahaman terhadap
permasalahan itu sendiri, agar tidak terjadi kerancuhan pada akhirnya. Oleh
sebab itu perlu adanya sebuah penelitian. Untuk mengenal lebih
dalam lagi terhadap masalah dan cara pemecahkannya.
Untuk melakukannya
perlu langkah-langkah yang relevan dengan masalah yang dirumuskan. Agar
mempermudah penelitian yang akan kita lakukan.
Ada beberapa hal yang perlu kita ketahui dari
penelitian ini. Mulai dari apa penelitian itu, apa tujuannya, dan apa saja yang
dilakukan penelitian di lapangan. Hal ini setidaknya akan membantu kita dalam
memecahkan suatu permasalahan.
A. Pengertian Penelitian
Dalam kamus umum
bahasa indonesia, kata penelitian diartikan sebagai pemerikasaan yang teliti
atau penyelidikan, kata penyelidikan diartikan sebagi pemerikasaan atau
pengusuatan, dan kata menyelididki berarti memeriksa dengan teliti, mengusut
dengan cermat, atau menelaah (mempelajari) dengan sungguh-sungguh. Dengan
pengertian demikian maka kata penelitian dan penyelidikan dianggap bersinonim[1]
Kata penelitian atau penyelidikan tersebut digunakan
sebagai padanan kata research dalam
bahasa inggris. Kata research, berasal dari kata re yang berarti kembali dan to
research yang berarti mencari. Dengan demikian secara bahasa research
berarti mencari kembali. Dan terjemahan dari kata research adalah riset.
Penelitian adalah penyaluran rasa ingin tahu manusia
terhadap sesuatu masalah dengan perlakuan tertentu seperti memeriksa, mengusut,
menelaah, dan mempelajari secara cermat dan sungguh-sungguh sehingga diperoleh
sesuatu seperi mencapai kebenaran, memperoleh jawaban atas masalah pengembangan
ilmu pengetahuan dan sebagainya[2].
Sejalan dengan itu dikemukakan pula oleh sutrisno hadi bahwa research dapat
didefinisikan sebagai usaha menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran
suatu pengetahuan, usaha mana dilakukan dengan menggunakan metode-metode ilmiah[3].
Ada beberapa komponen penting yang bisa kita dapatkan dari pengertian
penelitian diatas diantaranya
Ø Ada rasa ingin tahu
Ø Ada masalah
Ø Ada suatu proses untuk menyelesaikan masalah
Ø Ada hasil yang dicapai.
B. Tujuan Penelitian
Setiap melaksanakan
suatun pekerjaan tentu memiliki tujuan, karena dengan adanya tujuan tersebut
pekerjaan dapat dikerjakan dengan lebih sistematis dan tersusun. Selain itu
juga arah yang akan dituju sudah jelas, sehingga dalam pengerjaannya tidfak ada
keragu-raguan.
Demikian juga
dengan penelitian, secara umum paling tidak ada empat tujuan utama dari
penelitian, yaitu sebagai berikut:
Ø Tujuan eksploratif
(tujuan penemuan), penelitian dilakasanakan untuk menemukan sesuatu(pengetahuan)
yang baru dalam bidang tertentu. Atau dengan kata lain menemukan
masalah-masalah baru[4].
Masalah yang ditemui itu selanjutnya dibahas dan diselidiki secara cermat
melalui kegiatan penelitian lanjutan.
Ø Tujuan verifikatif
(tujuan pengujian), penelitian dilaksanankan untuk menguji kebenaran sesuatu (pengetahuan)
dalam bidang yang telah ada.
Ø Tujuan developmental
(tujuan pengembangan), penelitian dilaksanakan dalam rangka mengembangkan
sesutu (pengetahuan), dalam bidang yang telah ada.
Ø Tujuan penulisan karya ilmiah,
pembuatan sakripsi, tesis, dan disertasi.[5]
C. Jenis-Jenis Penelitian
Penelitian dapat
digolongkan ke dalam beberapa jenis berdasarkan kriteria-kriteria tertentu,
hasil/alasan yang diperoleh, bidang yang diteliti, tempat penelitian, teknik
yang digunakan, keilmiahannya, dan spesialisasi bidang garapan.
1)
Jenis penelitian berdasarkan
hasil/alasan yang diperoleh
Ini terdiri dari :
Ø Penelitian murni (pure research) atau penelitian dasar basic
research. Diselenggrakan dalam rangka memperluas dan memperdalam pengetahuan
secara teoritis. Oleh karena itu sering disebut penelitian teoritis
(theoritical research)[6].
Ø Penelitian terapan atau penelitian terpakai(Applaid Research),
adalah penelitian yang mempunyai alasan praktis, keinginan untuk mengetahui,
bertujuan agar dapat melakukan sesuatu yang jauh lebih baik, lebih efektif[7],
dan efisian. Dalam hal ini menemukan dasar-dasar dan langkah-langkah kehidupan
yang dirasa perlu untuk diperbaiki.
2)
Jenis penelitian berdasarkan
bidang yang diteliti
Berdasarkan bidang yang diteliti, penelitian dibedakan atas
dua, yaitru sebagai berikut:
Ø Penelitian sosial: adalah penelitian yang secara khusus meneliti
bidang sosial, seperti ekonomi, pendidikan, hukum, sejarah, antropologi dan
lain sebagainya.
Ø Penelitian Eksakta: adalah penelitian yang secara khusus berbentuk
penelitian ilmu pengetahuan alam(eksakta), penelitian kimia, penelitian
biologi, penelitian pertanian dan lain sebagainya.
3)
Jenis penelitian berdasarkan
tempat penelitian
Jika ditinjau dari segi tempat penelitian dilakukan,
terutama dalam pengumpulan data, maka penelitian dapat dibedakan menjadi
Penelitian Laboraturium (laboratory research), karena
kegiatan ini dilakukan dalam laboraturium, dan biasanya bersifat eksperimen
atau percobaan.
Ø Penelitian kepustakaan (library research)kegiatan penelitian ini dilakukan
dengan menghimpun data dari berbagai literatur, baik diperpustakaan ataupun
ditempat-tempat lain.literatur yang digunakan tidak terbatas pada buku-bukun
saja, tetapi juga dapat beruipa bahan-bahan dokumentasi, majalah, koran, dll.
Berdasarkan sumber data tersebut penelitian ini sering disebut dengan
penelitian dokumentasi (documentary research)atau survey buku ( book
survey/research).
Ø Penelitian lapangan (field research): kegiatan ini dilakukan dalam
lingkungan masyarakat tertentu. Baik dari lembaga, ormas, keluarga dan lain
sebagainya. Intinya penelitian ini langsung pada responden.
4)
Jenis penelitian berdasarkan
teknik yang digunakan
Jenis penelitian berdasarkan teknik dibedakan menjadi
dua, yaitu;
Ø Penelitian survei yaitu penelitian dengan tidak melakukan perubahan
(tidak ada perlakuan khusus)terhadap variabel-variabel yang diteliti.
Ø Penelitian percobaan adalah penelitian yang melakukan perubahan (ada
perlakuan khusus) terhadap variabel-variabel yang diteliti.
5)
Jenis penelitian berdasarkan
keilmiahannya
Berdasarkan ini, penelitian dibedakan menjadi dua,
yaitu;
Ø Penelitian ilmiah yaitu penelitian dalam pelaksanaannya menggunakan
kaidah-kaidah ilmiah[8],
artinya pokok pikiran yang dikemukakan disimpulkan melalui prosedur yang
sistematis dengan mempergunakan pembuktian yang meyakinkan (ilmiah)
Ø Penelitian non ilmiah adalah penelitian yang dalam pelaksanananya
tidak menggunakan metode atau kaidah-kaidah ilmiah.[9]
6)
Jenis penelitian berdasarkan
bidang (ilmu) garapannya
Ø Jenis penelitian ini terdiri dari:
Ø Penelitian bisnis
Ø Penelitian komunikasi
Ø Penelitian hukum
Ø Penelitian pertanian, dan
Ø Penelitian ekonomi
7)
Jenis penelitian berdasarkan
tingkat eksplanasinya.
Eksplanasi artinya penjelasan, pada jenis ini dibedakan atas tiga
jenis yaitu
Ø Penelitian deskriptif, penelitian ini terbatas pada usaha
mengungkapkan suatu masalah atau keadaan atau peristiwa sebagaimana adanya. (fact Finding). Penelitian ini hanya
menggunakan satu sampel.
Ø Penelitian komparatif, penelitian ini dilakukan untuk membandingkan
nilai satu variabel dengan variabel lainnya dalam waktu yang berbeda.
Penelitian ini menggunkan lebih dari satu sampel.
Ø Penelitian hubungan, yaitu penelitian yang dilakukan untuk
menggabungkan antara dua variabel atau lebih.[10]
Penelitian adalah penyaluran rasa
ingin tahu manusia terhadap sesuatu masalah dengan perlakuan tertentu seperti
memeriksa, mengusut, menelaah, dan mempelajari secara cermat dan
sungguh-sungguh sehingga diperoleh sesuatu seperi mencapai kebenaran,
memperoleh jawaban atas masalah pengembangan ilmu pengetahuan dan sebagainya.
Ada empat tujuan mendasar (utama) dari
penelitian yaitu: tujuan eksloratif, tujuan verivikatif, tujuan developmental
dan tujuan untuk penulisan karya ilmiah.
Adanya tujuan penelitian menjadikan suatu pekerjaan menjadi
terarah dan sistematis.
Ada beberapa jenis penelitian yang masing-masing jenis berjalan
dibidangnya masing-masing. Adapun tujuan dari pengelompokkan jenis tersebut
adalah agar penjelasan atau pembahasannya lebih terfokus.
Penelitian mempunyai beberapa peranan diantaranya
sebagai pemecah masalah, memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan dalam
bidang yang diajukan,. Dan mendapatkan pengetahuan/ilmu baru.
Daftar Pustaka
Keraf, gorys. Komposisi.
Nusa Indah. Flores NTT: 1989
Hasan, Iqbal. Analisis data penelitian dengan statistik. Bumi Aksara. Jakarta: 2006.
Nawawi, Hadari. metodologi Penelitian Bidang Sosial; Gajah
Mada University,
Yogyakarta: 1998
[1] Sinonim adalah dua kata
atau lebih yang memiliki arti sama.
[2] Iqbal hasan. Analisis data penelitian dengan statistik.
Bumi Aksara. Jakarta:
2006. p.3
[3]. Hadari Nawawi; metodologi Penelitian Bidang Sosial; Gajah Mada University, Yogyakarta:
1998.p 24
[4] Op cit. p 28
[5] Iqbal hasan. Analisis data
penelitian dengan statistik. Bumi Aksara. Jakarta: 2006. p.11
[6] Hadari Nawawi; metodologi
Penelitian Bidang Sosial; Gajah Mada University,
Yogyakarta: 1998.p 30
[7] Sesuatu yang mampu dirasakan hidup, segar, dan mudah
dipahami/ditangkap.
[8] Penelitian ilmiah mempunyai ciri sbb; mempunyai fokus tujuan yang
jelas, teliti dan memiliki dasar dan desain metodologi yang baik, prosedur
pengujian hipotesis jelas, pengujian dapat diulang, berdasarkan atas fakta dari
data yang aktual,semakin luas ruang lingkup semakin berguna, mendekati realitas
dan confidence peluang kejadian dapat dilihat, dan kesederhanaan dfalam
pemamparan masalah dalam metode penelitiannya.
[9] Iqbal hasan. Analisis data
penelitian dengan statistik. Bumi Aksara. Jakarta: 2006. p.5
[10] Op cit p. 7
Langganan:
Postingan (Atom)